Jumat, 06 November 2015

Diskriminasi Karena Hijab Tidak Membuatku Goyah

@NesaIcha Penyiar radio gen FM Surabaya
Assalamualaikum dear ukhti..
Ini adalah artikel Story Of Hijab by. Misis Devi yang pertama.

Aku memutuskan untuk memulai project Story Of Hijab ini adalah karena aku percaya setiap muslim yang berhijab pasti memiliki struggling nya masing-masing dalam upaya untuk menggapai setiap cita dan mimpi dengan tetap mempertahankan hijabnya.

Aku ingin mengumpulkan kisah-kisah mereka dan membagikan ke sebanyak-banyaknya muslimah berhijab, untuk menyadarkan bahwa YOU ARE NOT ALONE. Begitu banyak saudara sesama muslim yang juga berjuang dengan hijabnya, dan BISA sukses. Sama bisanya dengan yang tidak memakai hijab.

Bedanya, jika kamu berjuang dengan hijabmu yang artinya menjalankan perintah yang diwajibkan oleh Allah, maka jalanmu inshaallah dapat satu langkah ridho dari Allah.

Inshaallah Khair ya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk artikel yang pertama ini Misis Devi memutuskan untuk berkunjung ke Radio Gen FM Surabaya, menemui seorang wanita mungil dan atraktif bernama Nesa. Untuk yang suka mendengarkan radio, pasti tidak asing dengan nama Nesa Icha yang sering kali mengudara dan menemani hari-hari setiap pendengarnya dengan canda-candaan ringan khas Nesa.

Wanita kelahiran 1991 ini sudah 3 tahun bekerja di radio yang merupakan mimpinya sejak SMP. Nesa mulai serius untuk memutuskan terjun ke dunia broadcasting sejak di bangku kuliah, walaupun dia akui, jurusan dia kuliah saat itu sama sekali tidak bersinggungan dengan dunia yang dia geluti sekarang.

Mulai dari mendirikan komunitas radio kampus di jurusannya di PENS ITS, mengikuti beberapa lomba presenting /MC-ing /Host-ing sampai dengan magang di salah satu TV lokal di Surabaya, membuat Nesa semakin yakin dengan keinginannya berkarier di dunia broadcasting. "Pernah sih kepikiran buat mencoba berkarier di bidang lain, perbankan misalnya, tapi nggak jadi aku lakuin, karena nggak sesuai dengan passion ku. Dan akhirnya aku sadar bahwa aku harus mengikuti passionku dan mengejar mimpiku untuk menjadi penyiar radio." , kata Nesa 15 Besar Most Wanted Moeslema.com ini mantab.

Setelah berjuang untuk mendaftar ke banyak radio yang ada di Surabaya, akhirnya Radio Gen FM lhah tempat Nesa berlabuh. "Tidak mudah sebenarnya bagi aku yang berhijab ingin menjadi seorang penyiar radio. Tidak semua radio bisa menerima penyiar berhijab. Karena dikhawatirkan penyiar yang berhijab memiliki banyak keterbatasan dan tidak bisa fleksibel kalau di ajak off air. Aku bersyukur, tempat dimana aku bekerja sekarang ini, tidak melihat hijab adalah kelemahan, malah di anggap sebagai kelebihan. Karena pada dasarnya pendengar di Indonesia -Surabaya dan sekitarnya pada khususnya- mayoritas muslim, banyak juga yang berhijab, so why not?"

Banyak tantangan, keseruan, suka maupun duka yang Nesa lalui selama menjadi penyiar. "Tantangannya adalah mengatur emosi yang disalurkan melalui suara untuk tetap stabil, bagaimanapun kondisi fisik dan mental kita menit itu. Aku diajarkan untuk menggunakan prinsip "Theatre of Mind", dimana aku harus bisa membuat drama sendiri di dalam kepalaku saat aku sedang siaran. Sehingga sesedih atau semarah apapun emosi ku saat itu, saat siaran dimulai, drama dikepalaku harus mulai jalan dan aku harus SEKETIKA ITU JUGA BAHAGIA DAN BERSUARA STABIL." tuturnya.

Keseruan dan suka nya adalah kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang-orang hebat dibidangnya, wawancara langsung dengan artis maupun tokoh penting, sampai dengan berinteraksi secara dalam dengan para pendengar yang suka curhat melalui radio. "Seringkali aku amazing dengan kekuatan radio, dimana banyak pendengar yang merasa begitu dekat dengan aku sebagai penyiar, sampai bisa curhat ini itu secara on air! Aku juga jadi punya fansclub gitu lhoooo, seru banget kan?!?!", ceritanya antusias.

"Kalau duka nya sih, masih aja ada diskriminasi kepada aku karena hijabku. Misalnya, dari fee yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memakai hijab, menyuruhku melepas hijabku dibanyak kesempatan, sampai dengan kecilnya peluang untuk mendapat job off air karena anggapan bahwa jika memakai hijab jadi kurang fleksibel."

Namun, keterbatasan itu tidak membuat Nesa goyah, menyerah dan melepas hijabnya, malah membuatnya berjuang semakin keras. "Aku sadar aku harus meningkatkan kualitas diri pribadiku sebagai seorang penyiar, sampai akhirnya orang tidak lagi bisa menolak aku karena hijabku. Buat aku, melepas hijab bukanlah pilihan. Belajar dan terus mengasah kemampuan, melebarkan sayap, bergabung dengan komunitas-komunitas supaya semakin banyak link dan semakin banyak yang mengenalku dan mengetahui kualitasku, adalah beberapa caraku untuk tetap bertahan mewujudkan mimpiku.", jelas Nesa yang juga owner scoopa lova dan dapur gendut tegas.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah 3 tahun Nesa berkembang di dunia Radio, menjadi penyiar seperti yang dia cita-citakan sejak SMP. Menjadi muslimah berhijab tidak membuatnya surut niat untuk memulai mendaftar ke berbagai radio saat awal dulu, dan juga tidak membuat dia goyah sekarang, saat masih begitu banyak diskriminasi karena hijabnya. Karena, aku pun percaya bahwa rejeki Allah yang memberi, WAJIB untuk berhijab juga Allah yang perintahkan. Logikanya, saat DIA yang Maha Pemberi Rejeki yang memintamu menutup auratmu lalu kamu melaksanakan perintah-Nya, inshaallah rejeki-Nya pun sudah disiapkan untukmu yang taat. Inshaallah :)

On Photo : @NesaIcha is wearing Khimar Instan Dayana Melrose
Interview and Articel by : @mrsdeviyanuari



Tidak ada komentar:

Posting Komentar