Selasa, 29 Oktober 2013

Latar Belakang Aku Memulai

Aku memang sudah mulai berjualan dari jenjang SD, SMP, SMA sampai Kuliah. Tapi, bukan berbisnis, aku "hanya" berjualan. Dan selepas kuliah, aku hanya ingin menjadi karyawan di BUMN atau di perusahaan multinasional. Aku ingin di gaji besar di perusahaan besar. Aku rasa itu juga mimpi dari sebagian besar teman-temanku. Tapi, ternyata hati dan pikiranku mendadak berubah saat bulan Ramadhan tahun 2012, dimana saat itu aku memutuskan untuk menikah. Hanya dengan persiapan pernikahan selama 3 bulan, aku telah resmi menjadi seorang istri dan mengikuti suami untuk tinggal di Sanggau, Kalimantan Barat. Kota dimana suamiku ditempatkan.

Di semester pertama, aku masih getol mencari kerja. Sampai akhirnya aku sadar, tidak mungkin aku bekerja, baik di Sanggau atau diluar Sanggau, jika aku memiliki keinginan yang kuat untuk komit menemani suamiku dimanapun dia ditempatkan. Faktanya, jika aku bekerja, artinya kebebasanku diikat pada sebuah perusahaan. Artinya tidak mungkin aku bisa dengan seenaknya dan leluasa dalam hal menemani suami dimana saja. Karena, penempatan suamiku memang tidak bisa diprediksi. Bisa saja di satu tempat 2-3 tahun, kemudian di tahun berikutnya sudah pindah ke tempat lainnya. Begitu seterusnya. Itu sudah resiko yang harus ditanggung bagi kami keluarga Pajak. Dan jika aku bekerja, tidak mungkin aku memiliki fleksibilitas untuk juga berpindah-pindah.

Beberapa bulan kemudian aku hanya bisa berpikir, mencari solusi terbaik bagi aku dan suamiku. Suamiku mengizinkan aku untuk tinggal di Surabaya dan berkarier di Surabaya. Tapi aku menolak. Karena, menurut aku, seharusnya suami istri tidak boleh menjalani hubungan jarak jauh. Seharusnya, Istri selalu ada disisi suami, dan sebaliknya. Dimanapun, kapanpun, ditempat ataupun diwaktu yang paling buruk sekalipun. Bukankah itu makna dari sebuah pernikahan? Selalu bersama baik fisik maupun psikis, dimasa sulit maupun dimasa mudah? Tidak selalu mudah memang, tapi kalau kami melaluinya berdua, insyaallah kami bisa. 

Dan aku beberapa kali mengutarakan pada suamiku, bahwa kita pasti bisa keluar dari Kalimantan dan kembali ke Jawa, berdua. Aku tidak mau keluar sendiri dan membiarkan suamiku berjuang sendirian di Sanggau ini. Aku ingin kita berjuang bersama dan keluar bersama dari tempat ini. Susah bareng, seneng bareng.

Dibulan Juli akhirnya aku memutuskan untuk memulai bisnis. Aku akhirnya merelakan untuk tidak lagi mencoba mendapatkan pekerjaan, tapi mulai fokus berbisnis. Aku memang ingin menemani suamiku, tapi bukan berarti aku tidak melakukan apa-apa. Bisa gila aku jika tidak ada hal yang aku kerjakan, jika tidak ada hal yang aku kejar, jika tidak ada hal yang bisa aku create untuk menghasilkan uang. Aku sudah sekolah cukup tinggi dan tidak akan aku relakan begitu saja ilmu-ilmu yang sudah aku dapat. Inginku, mungkin aku memang ibu rumah tangga, tapi aku juga berbisnis dengan penghasilan yang jauh melebihi mereka yang bekerja 8 jam sehari. Sekarang, itulah yang aku kejar. Menjadi seorang istri yang selalu dapat mendampingi suaminya, sekaligus menjadi seorang wanita yang mampu menggapai setiap mimpinya. Iya, mimpiku untuk menjadi seorang pengusaha wanita nomor 1 di Indonesia.  amin.

mrs.deviyanuari

1 komentar:

  1. Allahumma aamiin
    Ak sependapat dengan mu dip
    Walaupun ak blm menikah, tp sdh selayaknya kodrat qt sbg wanita /istri tdk terlupakan dn terlena o/ impian mjd wanita karier
    Ini ad WA dr bu ika, dosen d3 unair
    "Peran apapun mulia jk kita melakunnya dng ikhlas...jd ibu RT pun jg mulia kok.."
    Suami hebat d balik nya ad wanita hebat
    Wanita hebat dibalik nya ad suami hebat
    Jadi semangat dn keep positif thinking to Allah :-)
    Saling mendoakan ya ukhti....^_~

    BalasHapus